Metro TV: Jadilah Provokator Positif


Sahabat saya di Aceh, Antone Arloren mengirim pesan singkat: “Brother, ada apa di Polman. Bagaimana ceritanya imam Masjid Lapeo dipecat”.
Berbekal pesan ini, kemarin saya terpaksa melakukan perjalanan. Perjalanan yang tidak tanggung-tanggung, mendaki sebuah gunung. Tujuannya bertemu komunitas etnis Mandar untuk mengklarifikasi berita tak sedap tersebut.
Ucapan pertama yang keluar dari ketua kerukunan Mandar adalah banyak jamaah yang tak suka dengan Puang Syarif (Baca: H. Syarifuddin Muchisn) selama ia menjadi imam.
Kepala KUA Kecamatan Campalagian Syamsumarlin mengatakan keputusan pemberhentian imam itu adalah aspirasi dari warga yang sudah tidak setuju atas kepemimpinan imam Syarifuddin.
Metrotvnews.com, Polewali Mandar: Syarifuddin, imam masjid di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, diberhentikan gara-gara tetap menggelar salat Idul Fitri pada hari Selasa atau mendahului keputusan pemerintah. Sarifuddin. Pemberhentian dilakukan Kantor Urusan Agama Kecamatan Campalagian atas desakan jamaah masjid.
Sarifuddin adalah imam Masjid Lapeo di Polewali Mandar.  Menurut pihak KUA, sejumlah jamaah Masjid Lapeo  tidak terima dengan keputusan imam masjid yang menggelar salat Idul Fiitri pada hari Selasa, mendahului dari yang ditetapkan pemerintah.
Sementara itu Kepala KUA Kecamatan Campalagian Syamsumarlin mengatakan keputusan pemberhentian imam itu adalah aspirasi dari warga yang sudah tidak setuju atas kepemimpinan imam Syarifuddin.(DSY). Reporetasenya dapat juga dilihat di link ini:
Saya perlu luruskan, bahwa pemberhentian imam masjid Puang Syarif bukan disebabkan oleh penyelenggaraan sholat idul fitri hari selasa lalu, itu hanyalah pemicu. Yang benar adalah paman saya itu sudah hampir 13 tahun menjadi imam masjid dan keluarga saya serta masyarakat tak suka dengan kepemimpinan Puang Syarif beberapa tahun terakhir ini.
Saya mohon agar Metro TV dan juga media lain berhati-hati dan lebih wishdom dalam pemberitaan, apalagi saya anggap hal ini sangat sensitif. Berita pemberhentian ini berpotensi memecah belah keluarga saya dan masyarakat sekitar. Idealnya, Metro TV ataupun media lainnya agar menyuguhkan berita yang proporsional. Jangan momen penyelenggaraan idul fitrinya yang seolah menjadi penekanan. Mohon jadi provokator positif dalam pemberitaan.
Puang Syarif memang tak selembut dengan kakek kami: KH.Muhammad Tahir yang dikenal dengan sebutan IMAM LAPEO. Namun, kami berharap berita tersebut jangan sampai mencederai dan menjadi pemicu terjadinya perpecahan di antara keluarga kami dan masyarakat kami yang selama ini rukun, damai dan baik-baik saja.
Saya tak rela, tragedi pertumpahan darah terulang oleh hal sepele yang pernah terjadi tahun 1988. Di mana pertumpahan darah diawali dengan undangan secara tertulis. Kemudian, saling berbunuhan di empang. Air empang penuh darah bercucuran dari leher tepenggal, tangan terpotong, dada tertembus pedang.
Sungguh cukup sekali itu kami saksikan dengan mata kepala sendiri.

0 komentar:

Posting Komentar