Pendidikan Seks Murid, Penting atau Pentung???

Ketika mendiknas mengatakan bahwa pendidikan seks buat murid adalah tidak perlu menjadi bagian dari kurikulum nasional, sayapun tercengang dengan ucapan sang tokoh pemerintahan bidang pendidikan itu. Betapa tidak, beliau mengungkapkan bahwa tidak perlu mengajari anak-anak tentang hubungan intim. Loh, ungkapan ini kok tidak edukatif banget.

Yang Terhormat Menteri Pendidikan Nasional RI
Sebelumnya saya mohon maaf atas kelancangan saya menulis surat ini ke ruang publik.
Sehubungan dengan pernyataan Bapak di berbagai media. Menurut Bapak,  pendidikan seks di sekolah tidak perlu. Pendidikan seks di Indonesia masih tidak sesuai. Ketidaksesuaian ini, tercermin dalam substansi pendidikan seks yang menjelaskan proses alami hubungan badan.
Lain kali, saya berharap agar Bapak berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Pak Menteri, Anda salah persepsi jika pendidikan seks itu adalah pengajaran berhubungan intim. Maaf Pak Menteri, Anda salah sangka, salah kaprah, salah duga dan salah dalam berpikir.
Pak Menteri. Pendidikan seks sama sekali tak akan mengajarkan teknik berhubungan badan. Pendidikan seks menajamkan pemahaman pada murid-murid kita mengenai fungsi-fungsi alat-alat reproduksi baik laki-laki maupun wanita. Istilah anatominya genitalia masculina dan genitalia feminina.
Pak, janganlah tergopoh-gopoh berucap: Pendidikan seks tidak perlu menjadi salah satu kurikulum di sekolah. Karena seks bisa tumbuh dan muncul secara alamiah tanpa harus diajarkan. Soal seks setiap masyarakat tentunya akan memiliki pengetahuan secara alamiah tanpa harus ada yang mengajarkan.
Jangankan masyarakat awam, tokoh sekaliber Muhammad Noh saja masih salah persepsi tentang ngeseks, sex dan sex education. Maaf Pak Menteri. Sebaiknya Bapak Menteri mencoba berpikir lateral, ataukah mencoba mengkaji secara komprehensif plus minus jika seandainya pendidikan seks dkurikulumkan di sekolah.
Koordinasilah dengan kementerian kesehatan, para psikolog, dokter, ahli komunikasi, budayawan, tokoh agama, tokoh adat, lembaga swadaya masyarakat, teknokrat, orang tua murid dan lain-lain.
Kisah-kisah Unik tentang Pengetahuan Seks
Seorang murid tak mau berenang atas instruksi guru olahraganya?. Murid itu berpendapat berenang dapat membuat dirinya hamil?. Ia khawatir ada sperma laki-laki yang terapung-apung dan mencari sel telur wanita. Astagfirullah Pak Menteri, betapa ironisnya pemahaman murid kita tentang KONSEPSI.
Aduh Pak Menteri. Saya kecele juga dengan minimnya pengetahuan murid kita ini. Saya lebih tercengang lagi Pak, ketika seorang remaja putri dengan percaya diri berucap bahwa jika hanya satu kali berhubungan badan tidak akan membuatnya hamil.
Oh iya Pak Menteri, dalam suratku yang cukup panjang ini, saya cantumkan hasil diskusi dari beragam umur, agama, jenis kelamin sebagai berikut:
Resume di Forum Diskusi Cengengesan Family
Mungkin maksudnya hubungan intim itu benar, tidak perlu diajarkan ke anak2 dini. Tapi pendidikan reproduksi biologis dan konsekuensi-konsekuensinya, itu yang harus dikemas dalam pendidikan. Usul saya, jangan pakai analogi kata “seks”, karena terlanjur banyak konotasi negatifnya.  Pakailah istilah-istilah yang lebih bisa dicerna positif oleh anak-anak, semisal “reproduksi”, “merencanakan generasi”, atau semacamnya.
Keresahan Kronis
Pak Menteri, sepertinya agama sudah kurang sanggup lagi menjadi benteng dalam mencegah dekadensi moral anak-anak kita, saya menilainya peredaran video porno hasil buatan negeri sendiri sudah cukup banyak. Kita memang selalu berslogan: “Saya Cinta Produk Dalam Negeri”, namun kecintaan ini dikecualikan untuk produk video porno buatan anak-anak bangsa kita. Iya kan???.

0 komentar:

Posting Komentar